Sabtu, 28 Mei 2011

Sejak 1939, Saham AS Catat Bulan September Paling Terbaik

Wall Street berhasil menyelesaikan September sebagai yang terkuat sejak 1939 pada Kamis, meskipun untuk kedua hari terakhir indeks utamanya turun.
Secara historis salah satu bulan paling lambat dalam setahun, September memperlihatkan Indeks Dow Jones ditutup 7,72 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya, meskipun pemulihan ekonomi AS masih lambat.
Terakhir kali Wall Street melihat sebuah September yang kuat, ketika Dow Jones melonjak 13,49 persen, adalah ketika terjadi tiba-tibai Perang Dunia II yang diharapkan membawa kenaikan kuat dalam permintaan barang yang diproduksi AS yang merupakan material perang.
Tetapi analis mengatakan, angka historis Kamis tidak mencerminkan optimisme tentang ekonomi AS karena berjuang untuk muncul dari salah satu resesi terburuk dalam beberapa dasawarsa.
"Keuntungan September adalah `sebuah kombinasi dari faktor pendorong teknikal dan sentimen karena menentang setiap harapan yang kuat bahwa perekonomian mulai jauh lebih baik," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas pada Wedbush Morgan Securities.
"Ini akan menjadi sebuah kesalahan untuk menarik kesimpulan bahwa kekuatan pasar adalah suara dari kepercayaan dalam kenaikan secara signifikan ekonomi AS."
Pada Kamis, indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 47,23 poin (0,44 persen) menjadi 10.788,05 pada bel penutupan, sedangkan indeks S&P 500 yang lebih luas turun 3,53 poin (0,31 persen) menjadi 1.141,20 poin.
Indekskomposit teknologi Nasdaq kehilangan 7,94 poin (0,33 persen) menjadi 2.368,62 poin.
Ketiga indeks membuka perdagangan dengan keuntungan setelah data kuat baru mendukung harapan bahwa ekonomi AS pulih karena spekulasi tumbuh tentang apakah Federal Reserve akan melangkah untuk menopang perekonomian yang sakit.
Sesaat sebelum bel pembukaan, Departemen Perdagangan mengatakan ekonomi Amerika Serikat tumbuh sedikit lebih dari sebelumnya pada kuartal kedua 2010.
Produk domestik bruto, yang mengukur output barang dan jasa di Amerika Serikat, meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,7 persen pada triwulan kedua, katanya.
Angka tersebut menandai penurunan tajam dari kuartal pertama, ketika PDB meningkat 3,7 persen.
Pada saat yang sama, Departemen Tenaga Kerja merilis angka yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diperkirakan minggu lalu untuk ketiga kalinya dalam empat minggu.
Klaim untuk sepekan sampai dengan 25 September jatuh menjadi 453.000, turun dari angka revisi 16.000 minggu sebelumnya, menurut Departemen Tenaga Kerja. Angka terbaru juga mengalahkan ekspektasi kebanyakan analis.
Secara terpisah, Survei Bisnis ISM-Chicago naik pada September mencatat dua belas bulan penuh ekspansi, menunjukkan peningkatan kegiatan industri di daerah kunci.
Perdagangan juga didukung oleh kenaikan 4,14 persen saham AIG setelah perusahaan asuransi Amerika Serikat bermasalah itu mengatakan mencapai kesepakatan untuk membayar multi-miliar dolar bailout (dana talangan) pembayar pajak yang diterima pada puncak krisis keuangan global.
Di antara saham dalam fokus pada Kamis, raksasa kedirgantaraan AS Boeing memperlihatkan sahamnya naik 0,86 persen setelah memenangkan kontrak pemerintah dan meskipun mengumumkan pihaknya menunda pengiriman pesawat kargo baru 747-8 menjadi pertengahan tahun 2011 karena temuan masalah selama uji penerbangan.
Saham rental mobil Avis naik 1,13 persen setelah mengatakan siap untuk meningkatkan sebesar 20 juta dolar tawarannya untuk membeli Dollar Thrifty setelah menolak tawaran akuisisi dari Hertz saingannya, yang sahamnya merosot empat persen.
Pasar obligasi tetap stabil, dengan hasil pada obligasi Treasury AS 10-tahun naik menjadi 2,52 persen dari 2,51 persen pada Rabu, sementara pada obligasi 30-tahun tidak berubah sebesar 3,69 persen. (Ant)

Kapal Perang Iran Lewat, Harga Minyak Melonjak

(IRNews.com), New York - Pelonjakan harga minyak terjadi pada Rabu waktu setempat, setelah Israel menyebutkan perkiraan jalan lintasan dua kapal perang Iran ke Mediterania merupakan "provokasi".
Menurut laporan AFP, harga minyak di New York tetap tenang setelah laporan pemerintah AS menunjukkan stok terus meningkat untuk lima pekan berturut-turut.
Di sisi lain, harga minyak Brent sempat melonjak hampir tiga dolar AS per barel ke 104,52 dolar AS, sebelum akhirnya menjadi 103,78 dolar AS, akibat kekhawatiran baru atas risiko Timur Tengah.
Kontrak utama AS untuk Maret, WTI minyak mentah light sweet, ditutup pada 84,99 dolar AS, naik 67 sen.
setelah Israel mengatakan dua kapal perang Iran yang diperkirakan melewati Terusan Suez Rabu malam menuju ke Mediterania timur. Hal ini yang menjadi pendorong peningkatan tersebut di London.
Sementara itu Menteri Pertahanan Ehud Barak menyebut tindakan itu merupakan sifat "bermusuhan" dan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengatakan hal itu adalah sebuah "provokasi".
"Kami melihat harga minyak mentah Brent mencapai tingkat tertinggi sejak 2008 dan jelas merupakan suatu respon terhadap premi risiko Timur Tengah," ucap spesialis pasar AS Phil Flynn dari PFG Best Research.
'Ada beberapa masalah terkait pasokan dengan Brent North Sea, tapi itu bukan masalah utama," sambungnya.
"Mengapa Iran mencoba mengobarkan keributan sekarang.Itulah yang pedagang minyak mencoba untuk mencari tahu sekarang."
"Harga minyak mentah menguat pada sesi sore hari, harga minyak mentah WTI naik ke 86 dolar AS dan minyak Brent melonjak di atas 104 dolar AS, setelah berita bahwa dua kapal perang Iran telah merencanakan untuk transit melalui Terusan Suez ke Laut Mediterania dan mencapai Suriah hari ini," ujar analis Sucden, Myrto Sokou kepada AFP. (yah)

BI Lansir Pertumbuhan Modal Kerja Meningkat

Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) hingga Agustus 2010 terus membaik melebihi pertumbuhan kredit konsumsi (KK) yang biasanya mendominasi pertumbuhan kredit perbankan Indonesia.
"Sampai 10 Agustus KMK telah mencapai Rp813,4 triliun atau tumbuh 15,7 persen sejak awal tahun (year to date/ytd) sementara KK sebesar Rp501,2 triliun atau tumbuh 14,7 persen (ytd)," kata Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Senin.
Menurutnya, porsi KMK mencapai 49,6 persen total kredit hingga 10 Agustus yang sebesar Rp1.640,4 triliun, sementara KK menyumbang 30,6 persen, dan kredit investasi (KI) memberikan bagian 19,9 persen dari total kredit.
Membaiknya KMK menurut Difi menunjukkan peningkatan aktifitas dunia usaha di Indonesia seiring dengan membaiknya iklim usaha dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat pada tahun ini, sehingga KMK bisa melebihi pertumbuhan KK yang biasanya menjadi motor pertumbuhan kredit perbankan nasional.
Pertumbuhan KMK juga bisa dilihat dari data kredit per sektor ekonomi, yang menunjukkan kredit untuk sektor jasa sosial meningkat Rp36,8 triliun atau tumbuh 216 persen (ytd) diiikuti sektor lain-lain yang naik Rp113,8 triliun (25,9 persen) dan sektor pertambangan yang meningkat sebesar Rp10,3 triliun atau 24,1 persen.
Sementara dari porsi kredit per sektor, kredit untuk sektor lain-lain mencapai 33,7 persen, sektor perdagangan 19,3 persen dan sektor industri memberikan bagian 16,1 persen. Sektor pertanian juga mengalami pertumbuhan kredit yang cukup baik yaitu mencapai Rp10,4 triliun atau tumbuh 13,4 persen (ytd).
Namun, sejumlah sektor di bidang infrastruktur tetap tumbuh rendah, seperti kredit untuk sektor konstruksi yang turun 1,5 persen (ytd) atau berkurang Rp0,9 triliun, sementara sektor listrik hanya bertambah Rp200 miliar atau tumbuh 0,6 persen saja. (ant)

US-ASEAN Business Council Akan Tingkatkan Jumlah Investasi di Indonesia

(IRNews.com), Jakarta - Delegasi US-ASEAN Business Council berkomitmen untuk meningkatkan jumlah investasi di Indonesia. Demikian dijelaskan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam keterangan persnya usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima delegasi US-ASEAN Business Council di Kantor Presiden, Jumat (18/2) pagi.
"Para wakil delegasi mengatakan, mereka melihat banyak sekali kemajuan Indonesia dalam pelayanan investasi dan penyelesaian hambatan-hambatan yang selama ini dirasakan," kata Hatta.Wakil dari USABC juga menyampaikan komitmen mereka untuk mengembangkan infrastruktur di Indonesia.
"Bapak Presiden menyampaikan bahwa sesuai dengan arah strategi pembangunan kita, triple track plus --lingkungan hidup, maka Presiden meminta para pengusaha Amerika untuk juga mengembangkan teknologi pertanian dan juga energi bersih," Hatta menambahkan. Dalam masalah ini, lanjut Hatta, para wakil USABC akan terus mengembangkan masalah geothermal dan akan melakukan eksplorasi di Sumatera.
Sebelumnya Hatta menerangkan bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari janji Presiden AS Barack Obama. "Ini adalah merupakan bagian dari follow up Presiden Obama. Ingat kata-kata Presiden Obama pada waktu itu yang mengatakan ia ingin Amerika kembali menjadi investor terbesar di Indonesia," ujar Hatta yang dalam keterangan persya didampingi Mendag Mari E. Pangestu.
Dalam pertemuan tersebut, US-ASEAN Business Council juga mengungkapkan komitmen mereka untuk mensukseskan Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun ini, baik yang menyangkut ASEAN Summit maupun East Asia Summit. (arc)

Pemerintah Terus Perangi Barang Impor Hasil Dumping

(IRNews.com), Cileungsi, Bogor - Pemerintah terus mengembangkan kebijakan yang tidak merugikan perusahaan dalam negeri. Pemerintah juga memerangi banjir barang impor hasil dumping.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini menjawab pertanyaan pekerja PT Industri Keramik Kemenangan Jaya, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/5) pagi.Dalam kunjungan untuk memperingati Hari Buruh Sedunia ini, SBY berdialog dengan pekerja.
"Pemerintah juga berjuang agar produk Indonesia tidak dilarang, dibatasi, dan dirintangi di luar negeri.Itu tidak adil," ujar Presiden menjawab pertanyaan Ichwan Setiawan, pekerja bagian produksi PT Industri Keramik Kemenangan Jaya.
Presiden menambahkan, pemerintah juga berharap dengan persaingan menjadi lebih keras di era globalisasi.daya saing, produktivitas, dan kerja keras bangsa harus semakin ditingkatkan.
Globalisasi, ujar SBY, di satu sisi membawa peluang yang baik, di sisi lainnya menghadirkan tantangan.Bangsa yang mempunyai daya saing tinggi adalah bangsa yang menang.
"Kalau daya saingnya rendah, menajemennya tidak bagus, penguasaan keterampilannya tidak baik, produktivitasnya rendah, tidak disiplin, apalagi malas dunia usaha kita kalah bersaing," kata Presiden.
Sementara itu, menjawab pertanyaan Budi Kuncoro, pekerja lainnya, kesejahteraan bagi pekerja, Presiden menjawab, negara dengan segala kemampuannya akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Apakah dia guru, pegawai, petani, nelayan, semua ingin ditingkatkan dalam batas-batas kemampuan yang ada, termasuk pekerja dan karyawan," Presiden menjelaskan.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan sejumlah kebijakan di berbagai bidang yang menggunakan uang negara yang disebut subsidi.Hal tersebut dilakukan agar harga-harga, seperti pangan dan energi, tidak keluar dari batas kemampuan rakyat untuk membelinya.
"Dunia sering bergejolak, tiba-tiba harga pangan, minyak, dan harga lain naik luar biasa," ujar SBY.
"Karena itu pemerintah melakukan langkah-langkah stabilitasi harga, plus mengeluarkan subsidi.Membantu mereka yang tidak mampu menyekolahkan putera-puterinya, tidak mampu mengobati keluarganya kalau sakit, yang sangat miskin diberikan beras rakyat miskin," Presiden SBY menambahkan.
Dengan kebijkan seperti itu, meskipun sering terjadi kenaikan harga tapi seluruh rakyat termasuk perkerja bisa memehuni kebutuhannya.
Dalam acara dialog yang dipandu Menakertrans Muhaimin Iskandar ini, Presiden SBY menjawab 4 pertanyaan dari para pekerja. (dit)

Indonesia Masih Sangat Menarik untuk Investasi

(IRNews.com), Jakarta - Pemerintah ingin melakukan finalisasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam waktu dekat. Bank-bank seperti JP Morgan diharapkan dapat memberikan atensi.
Demikian dikatakan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan ketika ditemui wartawan, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima CEO JP Morgan Jaime Dimon di Kantor Presiden, Selasa (3/5) sore.
Untuk mewujudkan MP3EI dibutuhkan dana tidak kecil. Dari Indonesia sendiri, BUMN sudah memberikan komitmen pembiayaan sebesar 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp 835 triliun.
"Belum yang non BUMN dan investor luar negeri.Ini semuanya perlu pinjaman, dan itu saya rasa perannya JP Morgan di situ," Gita menjelaskan.Belum ada komitmen khusus antara JP Morgan dan pemerintah Indonesia.
Selain JP Morgan, bank-bank lain, baik dalam ataupun luar negeri, akan diimbau untuk berpartisipasi dalam pembiayaan. Menurut Gita, biaya yang diperlukan untuk implementasi MP3EI sekitar 300 miliar dolar AS. Selain komitmen 100 miliar dolar AS dari BUMN, diharapkan perusahaan domestik menyumbang 100 miliar AS, dan sisanya investor asing.
"Itu kan bungkusnya ekuitas dan utang. Jadi, utangnya itu mau nggak mau harus datang dari lembaga keuangan, dalam dan luar negeri,
” Gita menambahkan. Untuk target investasi, lanjut Gita, tidak ada perubahan. Pemerintah masih menargetkan peningkatan 15 persen tahun ini.
Selain membicarakn tentang MP3EI, pertemuan Presiden SBY dan pimpinan JP Morgan juga membahas bantuan kepada Indonesia melalui Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk penyelesaian Global Bound, sebesar 500 juta dolar AS.
"Ini saya rasa menunjukkan titik terang karena pricing yang terjadi untuk Global Bound kemarin itu mencerminkan Indonesia sudah bisa menjadi investment grade," ujar Gita.
Pemerintah mengharapkan melalui Jaime Dimon dapat disuarakan ke lembaga-lembaga internasional bahwa Indonesia sudah berhak menjadi negara yang statusnya investment grade.
"Kita kan sudah Double B Plus, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa menjadi Triple B Minus," kata Kepala BKPM.
JP Morgan, ujar Gita, sangat mengapresiasi prospek ekonomi Indonesia yang secara fiskal sudah menata secara prudence dengan disiplin dan rasio GDP yang sangat rendah, yakni 26 persen. Stabilitas nasional juga sudah bisa dibina tanpa peningkatan suku bunga sesering yang dilakukan pemerintah Tiongkok dan India.
"Itu hal-hal yang sangat diapresiasi mereka.Beliau (Jamie Dimon) berpendapat Indonesia masih sangat menarik untuk menjadi iklim investasi," kata Gita.
Sementara itu, perihal pelaksanaan Overseas Private Investment Coorporation (OPIC) yang akan diadakan besok, Gita menjelaskan bahwa program tersebut merupakan inisiatif pemerintah AS supaya Indonesia dapat menjadi tuan rumah. Acara ini akan dihadiri oleh sekitar 250 orang.
"Ini perusahaan dari Amerika dalam bidang infrastruktur, pembaharuan energi, dan juga semua medium enterprises.Mudah-mudahan ada teknologi juga, supaya kita bisa melakukan joint investment dan joint production dengan perusahaan-perusahaan dari AS," tandasnya. (yun)

Suku Bunga Pegadaian Turun 0,1 Persen

Suku Bunga Pegadaian Turun 0,1 Persen atau rata-rata tiap bulan sebesar Rp 7,5 miliar. Pertumbuhan omset ini dibarengi juga dengan pertumbuhan jumlah nasabah.
“Meskipun masih terkena dampak bencana alam erupsi Merapi dan terputusnya jembatan Prumpang Muntilan baru-baru ini, tapi kinerja kita tetap berjalan normal bahkan meningkat. Hal ini menunjukkan pula bahwa kondisi ekonomi masyarakat baik melihat tingkat kredit macet (NPL) hanya sebesar 1,03 persen alias sehat,”

Bank Jogja BPR Terbaik di Indonesia

Bank Jogja memperoleh predikat sebagai bank perkreditan rakyat dengan kinerja terbaik selama 2009 oleh sebuah majalah perbankan yang rutin mengeluarkan peringkat perbankan terbaik di Indonesia, . “Kami merasa kaget dengan predikat terbaik yang diperoleh Bank Jogja karena pernah terseok-seok pada 2003, tetapi kemudian mendapatkan kinerja terbaik pada 2009,” kata Direktur Utama Bank Jogja Mochammad Sutowo, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, prestasi tersebut menunjukkan bahwa Bank Jogja telah dikelola dengan manajemen yang tertib, transparan, dan memiliki pertumbuhan yang baik, mulai dari modal, laba, hingga penyaluran kredit.
“Dengan predikat yang diperoleh itu, masyarakat tidak perlu khawatir untuk menyimpan dana atau mempercayakan pemenuhan dananya ke Bank Jogja,” katanya.
Berdasarkan majalah perbankan tersebut, Bank Jogja mendapatkan penilian terbaik untuk bank perkreditan rakyat beraset lebih dari Rp100 miliar, dengan total nilai 98,13 atau mendapatkan penilaian sangat bagus.
Kriteria penilaian yang dilakukan majalah itu didasarkan pada lima aspek yaitu modal, aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi. “Salah satu poin penting dalam penilaian tersebut adalah tingkat kredit macet di Bank Jogja hanya 0,5 persen, dengan pertumbuhan kredit mencapai 35,25 persen,” kata Sutowo.
Penilaian terhadap tingkat kredit macet tersebut, kata dia sangat penting dilakukan, mengingat manajemen perbankan bertugas untuk mengontrol kredit, sehingga bisnis yang dijalankan oleh nasabah dapat berkembang, dan bank pun dapat memberikan kredit secara lancar kepada nasabah. Di seluruh Indonesia terdapat 1.711 bank prekreditan rakyat dengan total aset lebih dari Rp37,55 triliun pada akhir 2009.
Biro Riset Infobank kemudian menetapkan sebanyak 69 bank perkreditan rakyat yang memiliki kinerja terbaik pada 2009 yang terdiri dari 37 bank perkreditan rakyat dengan aset lebih dari Rp100 miliar, dan 32 bank perkreditan rakyat dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp100 miliar.
Hingga akhir 2009 total aset yang dimiliki Bank Jogja Rp152 miliar, dan per Mei 2010 total aset yang dimiliki bank ini telah mencapai Rp162 miliar, dengan laba usaha mencapai Rp3 miliar. Sutowo menargetkan total aset hingga akhir 2010 sebesar Rp180 miliar dengan keuntungan lebih dari Rp5,2 miliar, dan penyaluran kredit sebesar Rp165 miliar. Pada 2009 laba bersih yang berhasil dihimpun Bank Jogja sebesar Rp5,1 miliar, dengan penyaluran kredit sebesar Rp134 miliar.
Sementara itu, mengenai permodalan, Bank Jogja yang berstatus perusahaan daerah tersebut masih menunggu pelunasan modal dari Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar Rp20 miliar. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008, modal dasar Bank Jogja adalah Rp45 miliar, namun hingga kini Pemerintah Kota Yogyakarta baru menyetor modal sebesar Rp25 miliar.
“Seharusnya pelunasannya lima tahun, dan modal dari pemerintah kota diberikan secara bertahap dengan melihat kondisi keuangan daerah,” katanya.Besaran modal dari Pemerintah Kota Yogyakarta adalah tiga kali dari setoran laba Bank Jogja yang masuk ke pendapatan daerah. Laba yang menjadi pendapatan daerah adalah 50 persen dari total laba bank.

Mahasiswa UII Peroleh Beasiswa PPA dan BBM Dari Kemendiknas

Universitas Islam Idonesia (UII) Yogyakarta, kembali memperoleh dana beasiswa bagi para mahasiswanya dari Kementrian Pendidikan Nasional yang disampaikan melalui Kantor Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V DI Yogyakarta dengan jumlah total sebesar Rp. 2,86 M. Beasiswa yang diberikan terdiri dari dua kategori, yakni Program Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi, dan lainnya pada kategori Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang diberikan kepada mahasiswa dengan latar belakang ekonomi kurang mampu.
Ditemui diruang kerjanya, Wakil Rektor III UII Ir Bachnas, M.Sc. memaparkan, UII sendiri sudah memperoleh dana beasiswa ini sejak beberapa tahun yang lalu, dimana untuk tahun ini total keseluruhan mahasiswa yang memperoleh berjumlah 681 orang, dengan rincian penerima kategori PPA berjumlah 266 orang dan pada kategori BBM sejumlah 415 orang. Adapun teknis pemberian dilakukan setiap empat bulan dalam kurun waktu satu tahunnya, dimana setiap bulannya masing-masing mahasiswa menerima sebesar Rp. 350.000.-.Total secara keseluruhan yang diperoleh UII selama satu tahun sebesar Rp. 2,86 M.
Lebih lanjut, Ir. Bachnas. M.Sc menambahkan, program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah melalui kementrian pendidikan nasional ini, merupakan wujud nyata kepedulian atas berlangsungnya proses pendidikan nasional dalam lingkup perguruan tinggi. “Merupakan suatu kesempatan yang diberikan oleh pemerintah sehingga mahasiswa tetap dapat melanjutkan proses studinya, dengan harapan program beasiswa seperti ini dapat terus ditingkatkan, bukan hanya kepada UII tetapi juga bagi mahasiswa di universitas lain sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan”, ungkapnya.
Ir. Bachnas, M.Sc. sebagai Wakil Rektor yang membawahi bidang kemahasiswaan UII berharap kedepannya program beasiswa juga dapat diberikan oleh perusahaan bersekala besar. Mengingat bila kita cermati, bahwa sebagian besar kondisi ekonomi orang tua mahasiswa di berbagai universitas di Indonesia ini tergolong kategori ekonomi menengah kebawah, tidak jarang dijumpai mahasiswa yang berprestasi terganggu karena persoalan kemampuan dalam biaya.
Sementara itu secara internal, UII juga selalu menunjukkan kepeduliannya melalui berbagai program beasiswa yang diberikan kepada mahasiswanya.Program beasiswa yang telah berjalan diantaranya program pesantrenisasi, program beasiswa bagi mahasiswa yang orang tuanya tergolong kurang mampu, serta program beasiswa Kahar Mudzakkir dan Sardjito yang ditujukan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi cukup baik.

IMF: Gejolak Harga Minyak tidak Pengaruhi Ekonomi RI

Dana Moneter Internasional (IMF) menilai bahwa gejolak harga minyak dunia hingga saat ini tidak berpengaruh negatif terhadap kondisi perekonomian Indonesia termasuk pencapaian target pertumbuhan ekonomi.
"Sejauh ini gejolak harga minyak tidak memberi dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Pejabat Senior Perwakilan IMF di Indonesia, Milan Zavadjil, di Jakarta, Selasa (3/5).

Milan menyebutkan, gejolak harga minyak yang terjadi saat ini berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sejumlah negara seperti Malaysia dan Australia.

Gejolak harga minyak berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi Australia sekitar 0,1% dan kepada pertumbuhan ekonomi Malaysia sekitar 0,2%. Pemerintah Indonesia menyebutkan bahwa rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sejak Januari hingga Maret 2011 ini mencapai US$104,48 per barel padahal asumsi dalam APBN 2011 hanya US$80 per barel.
Milan menyebutkan, gejolak harga minyak tidak berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia antara lain karena adanya arus modal masuk ke Indonesia sehingga mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
"Perekonomian Indonesia dalam posisi sehat, pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diperkirakan akan berada di atas enam persen," kata Milan.
Ia menyebutkan, pendorong utama pertumbuhan ekonomi hingga saat ini adalah investasi yang mulai meningkat dan konsumsi masyarakat yang masih kuat. Direktur Pelaksana IMF, Dominique Strauss-Khan, ketika berkunjung ke Indonesia pada awal Februari 2011 lalu juga mengatakan bahwa perekonomian Indonesia berjalan baik meski menghadapi tantangan yang sama dengan negara-negara lain, seperti gejolak harga pangan dan energi.

"Secara global ekonomi Indonesia berjalan baik dan saya perkirakan bisa tumbuh lebih dari enam persen," kata Dominique.
Menurut Dominique, tidak ada persoalan signifikan yang bisa menghambat ekonomi Indonesia untuk tumbuh. Defisit APBN 2011 sebesar 1,8% juga masih dalam level yang masuk akal, yang akan membantu tingkat investasi dan pembangunan di Indonesia.
Sementara itu mengenai tingkat inflasi, Milan menilai langkah Pemerintah Indonesia mengimpor beras pada awal tahun 2011 merupakan langkah yang tepat untuk menekan inflasi.
Demikian juga dengan langkah Bank Indonesia melakukan pengetatan moneter dengan menaikkan BI rate dari 6,50% menjadi 6,75% beberapa waktu lalu. Namun IMF memperkirakan tingkat inflasi Indonesia pada 2011 akan tetap tinggi yaitu mencapai sekitar 7,1% sementara pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 5,9%. (Ant/Ol-3)

APBD Natuna Besar, Pembangunan Minim

Besarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, belum sebanding dengan realisasi pembangunan.Sejak berdiri sebagai kabupaten otonom pada tahun 1999, tak banyak infrastruktur penting yang dibangun pemerintah daerah setempat.Salah satu faktor penyebab adalah korupsi.
"Dengan APBD setiap tahun di atas Rp 1 triliun dan jumlah penduduk hanya sekitar 67.000 jiwa, pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna selama ini tak signifikan," kata anggota DPRD Kepulauan Riau dari daerah pemilihan Kabupaten Natuna, Fahmi Fikri, Kamis (5/5) .
Ia mencontohkan, jalan poros di Ranai, ibu kota Kabupaten Natuna, yang dari dulu hingga sekarang tak mengalami perkembangan. Sebagai daerah kepulauan, Natuna hingga kini juga belum memiliki pelabuhan bongkar-muat barang.
Akibatnya, pemasaran hasil bumi dari Natuna ke daerah luar seperti Kalimantan Barat dan Tanjung Pinang tak optimal.Hal itu misalnya terjadi di Pulau Midai.
Sutrisno, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Batu Belanak, mengatakan, di Pulau Midai hanya ada pelabuhan kecil yang hanya dapat disandari kapal ukuran kecil . Akibatnya, hasil bumi hanya bisa diangkut menggunakan kapal kecil ukuran 20 ton sampai 30 ton ke Kalimantan Barat atau ke Tanjung Pinang.
Selain persoalan sedikitnya kapasitas angkut, kapal ukuran kecil juga tak bisa berlayar manakala gelombang laut tinggi.Padahal, gelombang laut tinggi bisa berlangsung berbulan-bulan ketika terjadi angin utara.
Pulau Midai terkenal dengan penghasil kopra sejak zaman Kesultanan Riau pada tahun 1886.Hasil bumi lainnya adalah karet dan cengkeh.Sementara dari laut adalah ikan.
Menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Natuna, Basri, sebanyak 98 persen APBD Kabupaten Natuna berasal daridana bagi hasil minyak dan gas bumi (migas). Pada 2011, dana bagi hasil migas mencapai lebih dari Rp 600 miliar. Sementara dari pajak migas sebesar lebih dari Rp 200 miliar.
Pembangunan di Natuna mengandalkan danadari sektor migas. " Ke depan hampir dipastikan akan semakin banyak dana yang masuk dari sektor migas. Selain Blok Natuna Barat yang sudah tahap eksploitasi, sekarang ada dua blok lagi yang masing-masing sedang tahap eksplorasi dan pesiapan eksplorasi," kata Basri.
Dana bagi hasil migas Natuna selama ini, mengacu keputusan Pengadilan Khusus Ti ndak Pidana Korupsi di Jakarta pada tahun 2010, sebagian telah dikorupsi. Setidaknya dua mantan bupati Natuna, Daeng Rusnadi, dan Hamid Rizal, divonis bersalah dalam kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kerugian akibat Merapi Rp 1,23 Triliun

Nilai kerugian di sektor ekonomi akibat erupsi Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan mencapai Rp 1,23 triliun.
"Sektor ekonomi merupakan sektor kedua terbesar yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi," kata pengamat ekonomi UGM Yogyakarta, Mudrajad Kuncoro, dalam diskusi pascaerupsi Merapi, Kamis (31/3/2011) di Yogyakarta.
Menurut dia, tahapan pemulihan ekonomi pascaerupsi Gunung Merapi diperkirakan selesai pada Desember 2012.
Pembiayaan pemulihan ekonomi pascaerupsi Gunung Merapi diambilkan dari APBN, APBD DIY, dan APBD Kabupaten Sleman.
"Dana dari APBN 2011 sebesar Rp 475,036 miliar, APBD DIY senilai Rp 88,865 miliar, dan APBD Kabupaten Sleman dengan nilai Rp 50,328 miliar," kata staf ahli Gubernur DIY bidang perekonomian ini.
Pada tahun anggaran 2012 terjadi perubahan komposisi pembiayaan. Komposisi terbesar disumbang APBD DIY dengan nilai Rp 187,985 miliar dan APBN 2012 sebesar Rp 163,761 miliar.
"Perekonomian DIY pascaerupsi Merapi diperkirakan masih akan tumbuh pada kisaran 5-6 persen.Namun, hal itu sangat tergantung pada seberapa cepat pemulihan ekonomi dan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dan nasional yang membaik," katanya.
Ia mengatakan, banyaknya rencana pembangunan proyek investasi baik oleh swasta maupun Pemprov DIY menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi.
Permintaan ekspor juga diperkirakan mulai membaik sehingga diharapkan memicu investasi dan produk domestik regional bruto (PDRB).
"Ekonomi DIY pascaerupsi Merapi pada 2011 secara sektoral diperkirakan masih didominasi oleh kinerja sektor hotel, restoran, transportasi, komunikasi, jasa, bangunan, dan penggalian, sedangkan sektor industri manufaktur dan pertanian akan tumbuh lamban," katanya.

Garuda Targetkan 60 Persen Penjualan via Internet Banking

TRIBUNNEWS,JAKARTA--PT Garuda Indonesia Tbk terus mengembangkan program penjualan tiketnya melalui internet atau e-commerce untuk mempermudah pelanggan dan para agen mendapatkan tiket. Pola bisnis ini diharapkan dalam empat tahun ke depan bisa melebihi penjualan tiket dengan cara manual.
"Kami sedang serius mengembangkan produk e-commerce yang bisa memudahkan transaksi dan mengefisienkan biaya operasional bagi perseroan.Pada 2015, kita harapkan penjualan secara langsung (direct sales) akan mendominasi penjualan Garuda," jelas Senior General Manager e-Commerce Garuda Indonesia Joseph Adrian Saul di Jakarta, Rabu (27/04/2011).
Diungkap Adrian , perseroan sedang menyiapkan beberapa hal untuk mengembangkan e-commerce seperti memperkuat sistem teknologi informasi (TI) untuk situs Garuda Indonesia, memperluas mitra perbankan yang menjadi saluran pembayaran, dan metode pembayaran.
"Untuk mitra dari lembaga keuangan kita sudah bekerjasama dengan Visa dan Mastercard. Ke depan kita akan menggandeng Bank Mandiri, BCA, dan BII untuk pembayaran melalui kartu debit selain credit card," jelasnya.
Sedangkan untuk metode pembayaran sedang dijajaki kerjasama dengan Pay Pal dan mengembangkan pola pembayaran ala Pay Pal dengan bank lokal.
"Kami ingin memudahkan semua pelanggan yang ingin berbelanja tiket secara online, karena itu saluran pembayaran harus banyak.Selain itu, jika pembelian dilakukan melalui internet harganya akan lebih murah 10 persen ketimbang public rate," katanya.
Direktur Pemasaran & Penjualan (Pelaksana Harian) Garuda, M. Arif Wibowo menambahkan, saat ini kontribusi penjualan melalui internet dan e-commerce baru mencapai 5 persen, tetapi diharapkan pada masa-masa mendatang akan terus meningkat, mengingat edukasi masyarakat mengenai transaksi melalui internet semakin luas.
"Selain itu kami juga akan terus meningkatkan kerjasama dengan bank-bank di seluruh Indonesia serta kartu kredit.Selama ini kerjasama kami mencakup tujuh bank besar di Indonesia," jelas Arif.
Garuda juga telah menunjuk BII sebagai salah satu bank penerima pembayaran tiket Garuda dari mitra biro perjalanan (sub agent) Garuda.
Dijelaskannya, melalui kerja sama ini mitra travel agent (sub agent) Garuda dapat melakukan pembayaran tiket tanpa harus datang ke bank. Pembayaran tiket Garuda dapat dilakukan secara online melalui BII CoOLPAY- yang merupakan solusi Payment Gateway berbasis Internet.
Kerja sama ini ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi mitra sub agent Garuda dalam melakukan pembayaran.

Prospek Perekonomian Indonesia 2011 Menuju “Investment Grade”?

Menapaki kuartal terakhir 2010, ada hawa optimis yang berhembus dalam ruang perekonomian kita. Harian The New York Times, edisi 5 Agustus 2010 menyebut: Indonesia adalah sebuah model ekonomi, setelah melewati krisis lebih dari sepuluh tahun. Sementara Financial Times (12/08/2010) mengatakan, perekonomian Indonesia merupakan macan yang tengah terbangun.
Negeri ini merupakan salah satu target investasi yang menjanjikan. Tidakkah kita optimis menghadapi tahun 2011?
Tentu saja kita layak optimis.Namun, tetap harus waspada, karena ada beberapa “tantangan struktural” yang juga serius. Kegagalan kita mengelola persoalan-persoalan mendasar, justru akan menjebak kita. Kita hanya akan menjadi bangsa yang labil, karena hanya menjadi target investasi portofolio jangka pendek.
Jika kita tengok kondisi sektor finansial kita, yang meliputi pasar modal, uang, utang dan perbankan, nampaknya tak ada yang mengkuatirkan.Secara umum, peringkat investasi Indonesia terus meningkat, seiring dengan semakin turunnya credit default swap (CDS) sebagai cermin dari risiko investasi. Bahkan, Japan Credit Rating Agency Ltd., (JCRA) telah menaikkan peringkat Indonesia ke level “investment grade” atau BBB- pada bulan Juli lalu. Tidak menutup kemungkinan, lembaga pemeringkat lainnya juga akan menaikkan rating Indonesia di tahun 2011.
Sementara ini, Moody’s masih menempatkan Indonesia dalam 2 tingkat di bawah level investasi (Ba2) dalam evaluasinya Juni lalu.Demikian pula S&P yang pada bulan Maret mengevaluasi peringkat Indonesia dan menetapkan posisi BB+/stable.Dan, Fitch Rating juga menempatkan Indonesia pada satu tingkat di bawah investment grade, yaitu BB+. Selain bersikap optimis, nampaknya kita juga perlu bertanya: faktor-faktor apa sajakah yang akan menghambat kita masuk ke level investasi?
Masih melanjutkan cerita sukses, prospek perbankan kita juga tak kalah kinclong.Di tengah ambruknya sistem perbankan global, perbankan Indonesia justru membukukan tingkat keuntungan yang tinggi, selain menunjukkan tingkat kehati-hatian. Tingkat Net-Interest Margin (NIM) perbankan Indonesia yang mencapai angka sekitar 5,7 persen, merupakan angka paling tinggi dibandingkan dengan negara-negara sekitar. Bandingkan dengan Singapura yang NIM nya hanya sekitar 2 persen, Malaysia 2,3 persen, Thailand 3,3 persen. Jadi, tak salah jika para bankir asing sangat berminat masuk ke Indonesia, di samping karena potensi pasarnya yang masih sangat luas.
Ternyata, tingkat profitabilitas yang tinggi juga ditopang oleh tingkat kesehatan bank yang tinggi pula. Jika Basel Accord III diterapkan, dipastikan sektor perbankan di Indonesia tidak akan mengalami masalah. Menurut data Bank Indonesia yang dikeluarkan pada bulan Agustus 2010, dari 113 bank yang ada di Indonesia hanya 8 bank yang tingkat kecukupan modalnya (capital adequacy ratio) di bawah 8 persen. Sehingga, untuk mengikuti aturan Basel tentang modal utama atau Tier 1 Capital sebesar 4,5 persen yang harus tercapai pada 2013) dan 6 persen pada 2019, tidak akan menjadi persoalan.
Persoalan Struktural
Secara umum, prospek perekonomian Indonesia tahun 2011 sangat menjanjikan.Dan dengan demikian, potensi untuk memperolah gelar investment grade bukanlah hal yang mustahil.Tetapi, tetap saja ada persoalan-persoalan yang harus segera diatasi. Dan jika tidak, lagi-lagi kita berpotensi akan kehilangan kesempatan untuk kesekian kalinya, di berbagai bidang.
Pada prinsipnya, ada dua bidang besar yang masih menjadi kendala perekonomian kita untuk masuk dalam kritria perekonomian yang kuat.Tantangan pertama terkait dengan masih relatif kecilnya proporsi sektor keuangan kita terhadap skala perekonomian kita yang sangat besar.Dengan demikian, isu financial deepening masih sangat relevan untuk direspon.Kalau perbankan kita stabil dan menguntungkan, so what?Perekonomian maju salah satunya ditandai dengan penetrasi sektor keuangan yang cukup dalam terhadap dinamika perekonomian.
Dalam laporan Bank Dunia, Financial Access 2010, terlihat bahwa jumlah penabung per 1.000 orang di Indonesia masih sangat kecil, yaitu di bawah 1.000. Sementara, Thailand sudah mencapai sekitar 1.500.Bahkan Malaysia sudah lebih dari 3.000. Kecenderungan yang sama juga terjadi dalam hal jumlah pinjaman per 1.000 penduduk. Kita sejajar dengan Kamboja dan Mongolia, dan tertinggal jauh dari Malaysia.Bahkan kita jauh di bawah angka rata-rata untuk negara sedang berkembang.
Data lain yang juga menunjukkan “dangkalnya” sektor finansial di Indonesia adalah rasio jumlah uang beredar (broad money/M2) terhadap PDB yang juga masih kecil, dan bahkan ada kecenderungan semakin mengecil hingga tahun 2007 lalu. Tentu saja, hal ini perlu mendapatkan perhatian serius dari otoritas moneter dan pemerintah. Terkait dengan rencana pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertanyaan yang layak diajukan, siapa nanti yang akan bertanggungjawab mendorong financial deepening?
Persoalan struktural kedua terkait dengan tingkat daya saing sektor riil kita yang masih relatif buruk. Meski World Economic Forum (WEF) dalam “World Competitiveness Report” telah menaikkan indeks daya saing kita dari 54 menuju 44 untuk periode 2010-2011 ini, tetapi tidak serta-merta terjadi perubahan mendasar. Dari laporan tersebut, terlihat bahwa membaiknya tingkat daya saing kita lebih didorong oleh perbaikan faktor-faktor makro ekonomi, seperti tingkat inflasi yang terjaga, pertumbuhan yang relatif tinggi di tengah krisis global, suku bunga yang reletif rendah dsb.
Namun, kalau kita tengok sisi fundamental dari daya saing, seperti ketersediaan infrastruktur, dukungan birokrasi serta kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat, kita masih terbilang buruk.Dengan demikian, masih ada banyak pekerjaan yang diselesaikan untuk benar-benar meningkatkan daya saing kita. Bisa jadi, kalau kita hanya bertumpu pada stabilitas makro, tahun depan kembali melorot, kalau terjadi goncangan pada sisi makro ekonomi.
Tanpa perbaikan infrastruktur, ketersediaan sumber daya energi serta dukungan birokrasi, sektor riil pada dasarnya tidak akan bergerak cepat. Dan jika itu terjadi, stabilitas sektor finansial tidak akan berarti banyak dalam peningkatan kapasitas ekonomi. Konkritnya, tidak akan ada pergerakan sektor produksi yang meningkatkan daya beli masyarakat, dan akhirnya kemampuan membayar pajak. Jika siklus ini gagal dicapai, maka investment grade tidak akan ada artinya.
Manfaat Investment Grade
Jika pemerintah gagal mendinamisir sektor produksi, melalui peningkatan kapasitas investasi riil, dikuatirkan potensi investment grade yang sudah di depan mata juga tidak bisa diraih. Lembaga pemeringkat tentu tidak bisa dikelabui dengan menutup fakta-fakta riil di lapangan. Kalaupun sekarang modal asing masuk deras, itu bukan semata-mata karena alasan fundamental ekonomi domestik, tetapi juga faktor eksternal.
Dan jika perbaikan struktural gagal dicapai oleh Indonesia, sebenarnya perekonomian kita hanya layak untuk menanam modal portofolio saja, yang bisa angkat kali sewaktu-waktu ada dorongan, baik dari sisi domestik maupun global. Tahun 2011 adalah penentuan, apakah potensi ekonomi Indonesia akan benar-benar terealisasi, atau sekedar ilusi. Dan untuk tidak membuat ilusi, maka pekerjaan konkrit sudah menunggu: membangun infrastruktur, mereformasi birokrasi, merancang kebijakan energi, pengembangan industri dsb.

KBRI Den Haag: Hubungan Indonesia-Belanda Semakin Menguat

RMOL.Meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunda kunjungan kenegaraannya ke Belanda awal Oktober yang lalu, pondasi hubungan Indonesia dan Belanda tetap kuat.
Penilaian itu disampaikan Wakil Kepala Perwakilan RI di Den Haag, Umar Hadi, pada acara promosi Indonesia dan sekaligus penggalangan dana bagi korban bencana alam di Mentawai dan Merapi yang diselenggarakan di Universitas Leiden belum lama ini.
Menurut penilaian KBRI Den Haag, secara umum, hubungan kerjasama Indonesia-Belanda dalam beberapa tahun terakhir ini semakin menguat, baik dalam konteks kunjungan antarpejabat tinggi, maupun kerjasama konkret seperti investasi, kerjasama pembangunan dan berbagai kerjasama teknis lainnya.
Prospek kerjasama ekonomi, khususnya investasi Indonesia-Belanda cukup baik. Belanda memberikan bantuan skema pembiayaan untuk mendorong kerjasama investasi perusahaan Belanda dengan Indonesia di bawah payung cooperation with emerging market.
Selain itu Belanda juga memberikan bantuan pembiayaan untuk mendorong kerjasama antara lembaga pendidikan dan pelatihan Belanda-Indonesia dan bantuan pembiayaan untuk pembangunan proyek-proyek infrakstruktur di Indonesia berupa ORIO yang diluncurkan pada tanggal 12 Maret 2009 oleh Bert Koenders (yang ketika itu sebagai Menteri Kerjasama Pembangunan Belanda) dan didampingi oleh Frank Heemskerk (ketika itu-Menteri Perdagangan Luar Negeri Belanda).
ORIO (Ontwikkelingsrelevante Infrastructuurontwikkeling) merupakan suatu fasilitas bantuan pembangunan berupa grant dari Pemerintah Belanda untuk pembangunan infrakstruktur.

Sebagai akibat pemotongan APBN Belanda 2010 akibat krisis ekonomi, kerjasama pembangunan Indonesia-Belanda diperkirakan akan turun namun menguat di sektor-sektor komersial, seperti perdagangan dan investasi sejalan dengan posisi Indonesia yang mulai dipandang sebagai middle income countries. Belanda memangkas anggaran kerjasama pembangunan Belanda untuk Indonesia sebesar 25%.
Dalam kerjasama perdagangan, Belanda dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang pemasaran produk komoditi Indonesia ke Eropa dan sebaliknya diharapkan Belanda dapat menjadikan Indonesia pintu gerbang bagi pemasaran produknya ke Asia. Volume Perdagangan Indonesia-Belanda bernilai kurang lebih US$ 3,5 miliar.
Investasi

Berdasarkan data-data yang dihimpun KBRI Den Haag, nilai investasi Belanda di Indonesia untuk periode 1 Januari 1990 s/d 31 Oktober 2009 mencapai 5,1 miliar Dolar AS, yang mencakup 334 proyek. Posisi tersebut menempatkan Belanda pada urutan ke-8 realisasi investasi PMA di Indonesia.

Untuk periode 2006 sampai dengan Februari 2009, investasi Belanda ke Indonesia mencapai USD 440 juta dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 11.331 orang.
Sektor-sektor investasi Belanda antara lain meliputi transportasi, penyimpanan, komunikasi, kimia dan industri farmasi, makanan, perdagangan, industri baja, mesian dan elektronik. Investasi tersebut antara lain berlokasi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Banten.

Dalam upaya peningkatan investasi Belanda ke Kawasan Indonesia Timur Perusahaan Air Minum Belanda Waterleidingmaatschapij Drenthe aktif melakukan usaha dan investasi di bidang pengelolaan air bersih dan sanitasi bekerjasama dengan Pemda dan PDAM di berbagai daerah seperti Papua (Sorong, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Merauke, Kbupaten Jayawijaya), Sulawesi Utara (Manado, Tomohon, Minahasa Induk, Minahasa Selatan), di Ambon dan Kalimantan Timur.
Kerjasama pembangunan
Saat ini program bantuan pembangunan ekonomi Belanda lebih diarahkan pada dukungan pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs). Dalam hal ini, Belanda berkeinginan untuk memberikan bantuan perdagangan, subsidi, hutang, pengembangan lingkungan yang berkelanjutan dan penyediaan obat-obatan yang terjangkau bagi semua masyarakat.
Belanda mengalokasikan 0,8% Gross Domestic Product-nya untuk kerjasama pembangunan (Official Development Assistance), untuk tahun 2007, jumlah alokasi kerjasama pembangunan mencapai EUR 4,646 miliar. Kebijakan ODA dalam konteks MDGs, difokuskan pada sektor-sektor antara lain lingkungan yang bekelanjutan, pembebasan hutang, air dan sanitasi, capacity building di bidang perdagangan da pendidikan. Dalam implementasi dana kerjasama pembangunan, selain menyalurkannya melalui organisasi-organisasi multilateral, pemerintah Belanda menyalurkan secara bilateral.
Belanda menetapkan 36 negara sebagai prioritas dalam kebijakan kerjasama pembangunan dimana Indonesia merupakan salah satu dari daftar prioritas tersebut. Sektor-sektor utama kerjasama pembangunan Indonesia-Belanda antara laincapacity building, penyediaan air bersih dan sanitasi, pelestarian lahan Gambut, pendidikan, dan good governance. [zul]

Bank Dunia Puji Habis Kemajuan Ekonomi Indonesia

Siapa bilang perekonomian Indonesia terpuruk?Komentar itu mungkin hanya datang dari orang-orang yang tak senang dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono saja.Tapi analisis objektif untuk mengukurnya, bisa dilihat dari ukuran Bank Dunia. Lembaga internasional itu justru menuji habis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,2 persen pada kuartal II 2010. Bahkan, Bank Dunia menilai ini merupakan pertumbuhan pesat semenjak krisis global."Ini adalah pertumbuhan pesat sejak krisis, bahkan lebih besar dibandingkan banyak perekonomian besar lainnya," ucap Ekonom Senior Bank Dunia Enrique Blanco Armas dalam Indonesia Economic Quarterly di Jakarta Selasa 28 September 2010.Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh permintaan domestik terutama konsumsi pribadi yang menjadikan tingkat impor meningkat.
Bank Dunia menilai target pertumbuhan 7 persen pada 2014 merupakan target yang realistis jika pemerintah melakukan investasi lebih besar pada infrastruktur, membangun keterampilan dan meningkatkan produktivitas. "Investasi diperkirakan akan meningkat seiring dengan perbaikan akses kredit bagi investor, serta peningkatan belanja modal yang direncanakan pada 2011,"ucapnya.
Kepercayaan terhadap Indonesia telah mengalami pemulihan ditandai dengan masuknya arus modal sebesar US$ 7,3 miliar selama Juni-Agustus 2010. Tantangan ke depan, menurut Enrique, adalah bagaimana menghadapi tekanan inflasi dan memastikan capital inflow stabil dan berkelanjutan. "Capital inflow diharapkan bisa membantu memenuhi potensi pertumbuhan Indonesia," tandasnya lagi. (irw)

Laptop China Kuasai 90% Pangsa Pasar Indonesia

Kelangkaan industri laptop dalam negeri membuat Indonesia harus rela dibanjiri produk impor.Dari tahun ke tahun, nilai impor laptop terus merangsek naik.Sampai November 2009, nilai impor komputer jinjing telah menembus 461 juta dollar AS. Angka ini melonjak 30,4 persen dibandingkan impor laptop seluruh tahun 2008 yang hanya 353,4 juta dollar AS.
Dari nilai impor itu, laptop China menguasai 90,4 persen atau 416,7 juta dollar AS. Sumber dari Kementrian Perdagangan, per November 2009, setelah China menyusul laptop dari Sinagapura sebesar 3,75 persen, Malaysia 2,62 persen, Jepang 2,32 persen, dan Hong Kong 0,24 persen. Sisanya 0,67 persen dari berbagai negara lainnya.
Kenaikan nilai impor laptop tidak lepas dari melonjaknya kebutuhan dalam negeri.Saban tahun, permintaan laptop di Indonesia naik 30-40 persen. Menurut Direktur Industri Telematika Kementerian Perindustrian Ramon Bangun, kenaikan impor laptop buatan produsen di China terdeteksi seiring perbaikan pendataan di kementerian tersebut.
Djunaedi, Wakil Ketua Umum Bidang Produksi Dalam negeri Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo), mengakui, industri dalam negeri tak berdaya membendung laju impor laptop karena belum memproduksi laptop sendiri. Maklum, hingga kini kita belum punya industri pendukung seperti semi konduktor, cip, microprossesor dan integrited circuit.
“Industri semi konduktor dan integrited circuit tidak ada di Indonesia. Padahal itulah induk dari industri laptop maupun ponsel,” kata Ramon.la bilang, industri semi konduktor yang dulu sempat ada di Indonesia telah hengkang ke Malaysia gara-gara tak mampu memenuhi kebijakan mengenai tenaga kerja.
Apkomindo meramal, impor laptop tahun ini bakal lebih tinggi ketimbang 2009. Sebab, penjualan laptop 2010 diperkirakan naik 40 persen dari tahun lalu yang sebanyak 2,2 juta unit. Kenaikan penjualan laptop terjadi seiring dengan penurunan harga. “Harga laptop sampai akhir tahun 2010 bisa turun menjadi hanya Rp 2,2 juta,” cetus Djunaedi. Nah, sebagian besar laptop berasal dari China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.
Toh, Djunaedi tidak patah arang. Bersama asosiasinya, ia menyarankan pemerintah membuat kebijakan khusus agar Indonesia tidak dibanjiri laptop impor. Kebijakan itu adalah pengembangan industri perakitan laptop di dalam negeri.“Impornya dalam bentuk pretelan komponen dan dirakit di sini,” kata Djunaedi.
Kebijakan perakitan itu juga erat kaitannya dengan pengembangan pasar.Djunaedi pun mengambil contoh pemerintah Brazil yang memberikan insentif bagi industri perakitan laptop di negaranya.
Sayang, usul Apkomindo sulit terlaksana. Menurut Ramon, komponen masih tercatat sebagai produk yang terkena bea masuk. Adapun impor barang berbentuk utuh bebas bea masuk. Itulah sebabnya, importir lebih senang mendatangkan laptop berbentuk utuh ketimbang harus merakitnya di dalam negeri.

Serbuan HP China di Solo kian menggila

Solo (Espos)–Serbuan handphone (HP) buatan China di pasaran Solo semakin menggila. Diprediksi, tahun 2010 produk China tersebut akan menguasai pasar seluler di Solo hingga lebih dari 60% seiring diberlakukannya Asean-China Free Trade Agreement (AC-FTA).
Kendati demikian, serbuan barang dengan harga relatif lebih terjangkau ini dinilai bukan satu-satunya pemicu turunnya harga jual HP di pasaran.Di mana, selama tahun 2009 kemarin, harga jual HP rata-rata bisa turun hingga 20%.
Pengelola Matahari Communication Center (MCC) Singosaren, Boen Setiawan, kepada wartawan di sela-sela jumpa pers peluncuran Falcom Mobile yang juga buatan China, menyampaikan menjamurnya HP buatan China ini sudah mulai dirasakan sejak tahun 2008. Pada awal 2009, pangsa produk China sudah mencapai 40%.
“Dan tahun ini, diprediksi 60% pasar pakai produk China.Memang banyak sekali HP-HP baru buatan China.Selama tahun 2009 saja, di MCC mungkin bisa tumbuh tiga kali lipat.”Dengan harga yang jauh lebih murah, maka diprediksi produk China itu bisa memakan pangsa yang cukup banyak untuk produk-produk dari merek yang sebelumnya sudah sangat mapan.
Sementara itu, Marketing Manager PT Mitra Kabel Indonesia yang merupakan pemegang vendor Falcom Mobile, Achmad Endra Tri berpendapat, turunnya harga HP tidak semata-mata disebabkan serbuan produk China. “Yang prediksinya akan semakin besar dengan adanya AC-FTA ini.”Penurunan signifikan lebih disebabkan munculnya model-model baru.Merek yang masuk pun semakin banyak.“Dan harga itu pasar yang membentuk.”
Terkait peredaran produk China, Achmad menyampaikan, tahun ini para importir siap-siap memakan pangsa pasar HP hingga lebih dari 50%. Naik, dari pangsa pasar tahun 2009 yang masih berkisar 37% dan tahun 2008 baru 15% secara nasional. “Ini khusus untuk produk China. Dari informasi yang saya terima, peredaran HP di Indonesia bisa mencapai 1,7 juta hingga 2 juta unit per bulan. 35% hingga 45%-nya adalah merek China.Pemain yang benar-benar bermain, maka akan bertahan.”
Ia menambahkan, penetrasi pasar produk China sangat gencar. “Saya sempat ngobrol dengan pabrik kami di China, bahwa dalam satu semester model HP di China bisa mencapai 1.500 hingga 2.000 model.Yang masuk ke Indonesia berkisar 100 hingga 150 model per semesternya.”haw

Hubungan Ekonomi ASEAN-Jepang Pasca Tsunami

Di tahun 1990-an, Jepang mengalami resesi panjang dan diperburuk dengan kebijakan pemerintah yang tidak memadai, khususnya di sektor keuangan dan perbankan. Ketika ekonomi Jepang baru mulai tumbuh kembali, pada tahun 2008 sekali lagi Jepang dilanda krisis, yang sesungguhnya dialami hampir semua negara di dunia. Meskipun sektor keuangan sudah menguat, tetapi ketergantungan pada ekspor masih tinggi, seperti yang terjadi di China dan Korea Selatan.Hal ini menjadi masalah besar ketika permintaan melemah, khususnya dari Amerika Serikat, sementara konsumsi domestik Jepang tidak meningkat. Ditambah lagi Jepang harus menghadapi hambatan ekonomi seperti persoalan demografi di mana persentase populasi usia lanjut sangat besar, tingkat produktifitas yang tidak memadai, tingkat investasi asing yang rendah, dan kemiskinan yang bertambah. Melihat gambaran situasi di atas, bagaimana dengan masa depan hubungan ekonomi Jepang dengan kawasan ASEAN setelah bencana gempa dan tsunami yang baru lalu?
Pembangunan ekonomi Jepang pada periode pasca perang, paling tidak sampai belakangan ini, dapat dianggap sebagai suatu keajaiban secara berkelanjutan.Kebangkitan Jepang dari kehancuran dan kekalahan dalam Perang Dunia Kedua menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia adalah suatu kenyataan yang tidak ada bandingannya dan suatu pencapaian yang mengagumkan.Meskipun akhir-akhir ini Jepang menghadapi berbagai kesulitan, pengalaman terdahulu tetap menjadi contoh penting atas suksesnya bentuk pembangunan ekonomi yang dipimpin negara (state-led economic development).Pola pembangunan demikian sebenarnya bertentangan dengan pemikiran ekonomi Barat, tetapi justru menjadi contoh model bagi beberapa negara di kawasan Asia Timur.Namun demikian, pada saat Jepang baru mulai pulih dari resesi dan stagnasi ekonomi bertahun-tahun, posisinya sebagai kekuatan ekonomi kedua di dunia digeser oleh China baru-baru ini.

Inti dari kebijakan perdagangan dan industri Jepang adalah keinginan kuat untuk mengatasi rasa tidak aman. Sebagai negara yang tidak memiliki banyak sumber-sumber utama yang diperlukan untuk kesuksesan proses industrialisasinya, Jepang terpaksa bergantung pada pasokan dari luar untuk memenuhi elemen input ekonominya. Masa ‘oil shocks’ pada tahun 1970an, di mana harga minyak melejit yang mana minyak salah satu sumber energi yang krusial, menjadikan para perencana kebijakan di Jepang menyadari bagaimana rentannya suatu negara atas pengaruh perubahan kondisi yang tidak berada di bawah kontrolnya. Hal ini mendorong Jepang membangun sejumlah pusat tenaga nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi domestik.Sebagai pengguna tenaga nuklir ketiga terbesar di dunia, Jepang memenuhi 35 persen kebutuhan listriknya dari tenaga nuklir.

Keterlibatan Jepang yang paling nyata di kawasan Asia Tenggara adalah melalui aspek perdagangan dan investasi.ASEAN dan Jepang selama bertahun-tahun merupakan mitra dagang yang penting dan terus memperdalam dan memperluas hubungan dagang mereka.Hal ini tercermin dari angka perdagangan yang meningkat terus walaupun krisis ekonomi global tahun 2008 menyebabkan angka perdagangan tahun berikutnya turun sebesar 25 persen.Sebagai pasar penting bagi produk ASEAN, ekspor ASEAN ke Jepang juga meningkat. Dengan demikian Jepang merupakan mitra dagang terbesar bagi ASEAN dengan mengambil 10,5 persen dari perdagangan total ASEAN di tahun 2009. Tren nilai perdagangan ASEAN-Jepang yang meningkat terus memperlihatkan pentingnya Jepang sebagai pasar bagi produk ASEAN yang sekaligus melihat ASEAN sebagai satu kesatuan.

Bila diperhatikan lebih jauh, nilai perdagangan bilateral Jepang dengan negara anggota ASEAN sangat bervariasi.Pada tahun 2007 dan 2008, di antara sepuluh negara ASEAN, Thailand menduduki urutan pertama dan Indonesia urutan kedua, kemudian diikuti Malaysia.Apabila kita perhatikan nilai ekspor dan impornya, ternyata Jepang mengalami surplus perdagangan terhadap Thailand dan mengalami defisit perdagangan dengan Indonesia dan Malaysia. Secara keseluruhan, Jepang mengalami defisit perdagangan dengan lima negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Myanmar. Dalam hal ini Indonesia mengalami surplus perdagangan yang jauh sangat besar dibanding empat negara lainnya.

Namun meningkatnya angka perdagangan ini tidak dibarengi dengan naiknya arus investasi langsung dari Jepang.Bahkan selama periode 2006 sampai 2008, investasi dari Jepang mengalami penurunan. Sebaliknya, krisis ekonomi global tahun 2008 tidak mengganggu arus investasi, bahkan tumbuh sebesar 14 persen di tahun 2009. Sebenarnya Jepang yang mengambil 13,4 persen dari investasi total yang masuk di tahun 2009 menduduki investor kedua terbesar di kawasan ASEAN setelah Uni Eropa yang mengambil porsi 18,4 persen. Untuk sektor manufaktur, Thailand berhasil menarik investasi Jepang jauh di atas negara ASEAN lainnya, khususnya di bidang peralatan transportasi.Urutan kedua dan ketiga diduduki masing-masing oleh Vietnam dan Filipina.Sedangkan untuk sektor nonmanufaktur, Singapura menduduki urutan pertama dalam hal investasi dari Jepang, kemudian diikuti oleh Indonesia dan Vietnam.Investasi Jepang di sektor nonmanufaktur di ketiga negara ASEAN ini sangat menonjol di bidang keuangan dan asuransi.

Bencana gempa dan tsunami di Jepang baru-baru ini sangat memprihatinkan dan sudah pasti menimbulkan dampak luas baik di dalam maupun di luar negeri.Perdana Menteri Jepang mengakui bahwa ini bencana terbesar setelah Perang Dunia Kedua. Dampak ekonomi langsung yang akan dirasakan negara-negara yang mengekspor energi dan bahan baku adalah meningkatnya permintaan dari Jepang. Sebaliknya, negara-negara yang bergantung pada komponen manufaktur dari Jepang akan mengalami kekurangan pasokan. Dalam jangka pendek misalnya, perusahaan semikonduktor, kendaraan mobil dan baja di Korea Selatan yang menjadi pesaing Jepang akan memperoleh keuntungan karena tutupnya beberapa pabrik di Jepang. Namun perlu diingat bahwa Jepang, sebagai pemasok terbesar komponen elektronika dan otomotif, mengekspor ke banyak negara, termasuk ke Korea Selatan. Kemungkinan juga industri di China akan mengalami gangguan pasokan komponen teknologi tinggi dari Jepang. Saat ini Jepang merupakan sumber impor terbesar bagi China yang mencapai 13 persen dari impor total China.
Bencana alam di Jepang juga akan menimbulkan dampak bagi ekonomi Asia Tenggara walaupun belum bisa dipastikan seberapa besar pengaruhnya. Sebaliknya, bisa jadi investasi di kawasan ASEAN akan meningkat bila perusahaan-perusahaan Jepang mengalihkan lokasinya untuk menghindari wilayah yang rawan bencana alam. Dampak langsung yang sudah dirasakan adalah terganggunya rantai pasokan dari Jepang.Banyak pabrik di Asia Tenggara yang tergantung pasokan komponen dari Jepang untuk merakit produk ekspor, termasuk mobil dan elektronika. Negara-negara ASEAN yang mengandalkan ekspor ke Jepang sudah pasti akan mengalami penurunan di tahun pertama. Seberapa jauh berkurangnya ekspor Indonesia dan Filipina ke Jepang -mencakup 20 persen dan 17 persen dari ekspor total masing-masing- saat ini belum bisa dipastikan. Thailand akan mengalami dampak yang relatif besar dibanding negara ASEAN lainnya karena industri otomotifnya akan terganggu pasokan komponen dari Jepang. Demikian pula halnya dengan Malaysia yang akan mengalami gangguan di sektor otomotif dan elektronika, karena banyak perusahaan Jepang di Malaysia kesulitan memperoleh komponen. Negara-negara ASEAN lainnya akan merasakan pengaruh yang lebih kecil.
Kekhawatiran utama saat ini adalah kekurangan tenaga listrik dan Jepang membutuhkan energi alternatif sesegera mungkin. Selain Australia yang siap memasok produk energi, Indonesia juga bisa menjadi sumber energi dan bahan baku bagi kebutuhan yang meningkat di Jepang. Bahkan kebutuhan ini akan meningkat terus ketika Jepang membangun kembali wilayah yang hancur dilanda tsunami. Bank Dunia memperkirakan bahwa Jepang membutuhkan biaya sebesar US$235 milyar dan memerlukan waktu lima tahun untuk bangkit dari bencana gempa dan tsunami. Bagi Indonesia, hal ini memungkinkan hanya bila kebutuhan energi domestik sudah terpenuhi lebih dahulu.Negara-negara ASEAN berharap dampak bencana di Jepang ini tidak terlalu buruk dan tidak menggoncang pertumbuhan yang sedang dinikmati Asia Tenggara di mana tahun lalu mencapai 7 persen.Sebelum krisis global di akhir tahun 2008, ekonomi Asia Timur yang berkembang cepat dan makin terintegrasi merupakan salah satu wilayah yang paling dinamis di dunia.Kondisi apapun yang harus dihadapi negara-negara di kawasan, sudah terbukti kemitraan antara ASEAN dan Jepang tidak mengendur.Jepang tidak saja menyediakan pasar bagi produk ekspor negara-negara ASEAN, tetapi juga membangun basis manufaktur dan mentransfer teknologi dan ilmu manajemen yang dibutuhkan. Banyak perusahaan di ASEAN yang berhasil dibangun berdasarkan model Jepang. Dalam jangka panjang, bencana alam di Jepang tidak akan mengendurkan kerjasama EPA (Economic Partnership Agreement) yang merupakan landasan bagi kemitraan yang lebih kuat antara Jepang dan negara-negara ASEAN dalam hal menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. (Yasmin Sungkar)

Kamis, 03 Maret 2011

Kenaikan Minyak Ancam Ekonomi AS

Jangka waktu dari tingginya harga minyak akan menjadi signifikan bagi perekonomian AS, ujar ketua US Federal Reserve (bank sentral AS) Ben Bernanke.

Dia mengatakan pada Komite Perbankan Senat bahwa hasil yang paling mungkin adalah kenaikan kecil dan sementara dalam inflasi.

Tapi dia memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak dalam waktu lama akan membahayakan pertumbuhan ekonomi di AS.

Bernanke mengatakan dirinya percaya ekonomi AS akan terus tumbuh di tahun 2011, tapi pengangguran akan tetap tinggi.

"Hasil yang paling mungkin adalah bahwa kenaikan harga komoditi saat ini akan menimbulkan kenaikan yang relatif kecil dan sementara dalam inflasi harga konsumen AS," ujar Bernanke.

"Dengan kata lain, kenaikan berkelanjutan dalam harga minyak dan komoditi lainnya akan menghadirkan ancaman bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga secara keseluruhan, terutama jika kenaikan itu menyebabkan ekspektasi inflasi menjadi berlabuh dengan kurang baik."

"Kami akan terus memonitor perkembangan ini dengan seksama dan siap untuk merespon untuk mendukung pemulihan yang tengah berlangsung dalam konteks stabilitas harga."

Saham AS jatuh saat investor fokus pada skenario lebih berbahaya yang disebutkan oleh My Bernanke, dengan Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq semuanya turun lebih dari 1%.

Bernanke juga mengutip kenaikan harga makanan dan lemahnya harga rumah sebagai faktor lain yang bisa mendorong konsumen AS untuk sedikit melakukan pengeluaran.

Dia menambahkan bahwa AS masih membutuhkan dukungan dari program pengurangan kuantitatif kedua the Fed, yang dikenal sebagai QE2, di mana the Fed berjanji akan memompa 600 milyar dolar ke dalam perekonomian untuk membantu meningkatkan permintaan.

Data dari Departemen Perdagangan pada hari Senin (28/2) menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen AS hanya naik 0.2% di bulan Januari, di bawah prediksi analis sebesar 0.4%.

Bernanke datang ke Capitol Hill dua kali setahun untuk memaparkan pengelolaan ekonomi yang dilakukan oleh the Fed. Tak terhindarkan, anggota Kongres memintanya untuk mempertimbangkan aspek keuangan dari isu-isu lain.

Dia mengatakan bahwa defisit federal adalah tantangan jangka panjang terbesar bagi negara AS. Tapi dia menampik beberapa upaya dari Republikan untuk mengamankan dukungannya untuk rencana agar Kongres tidak menaikkan batasan hutang – jumlah maksimum yang bisa dipinjam oleh pemerintah – tanpa sebuah rencana untuk mengurangi hutang. (rin/bbc/nyt) www.suaramedia.com

Komisi B DPRD kota Depok siap memperjuangkan nasib UKM

Komisi B DPRD siap memperjuangkan nasib usaha kecil menengah (UKM) di Depok . Selama ini keberadaan UKM belum mendapat perhatian sehingga banyak UKM yang gulung tikar .
Juanah sarmili, Anggota Komisi B menjelaskan, berbagai upaya akan terus dilakukan untuk membantu dan menghidupkan kembali UKM di Depok tidak sehat, sehingga harus ada langkah antisipas.
Dia menegaskan, selain tidak adanya pembinaan dari pemeriontah Kota, kebanyakan para UKM ini kesulitan memperoleh modal . Akibat ketiadaan modal para pelaku UKM tak mampu berproduksi dan akhir gulung tikar .
Untuk membahas mengenai penyertaan modal bagi UKM ini, Komisi B akan berkonsultan dengan kementrian koperasi dan UKM . Diharapkan berkonsultasi dengan kementrian ada formula yang tepat bagi para UKM . Di sisi lain, katanya, jangan sampai kebijakan yang akan diambil Depok nanti bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi .
“Maka dari itu, kami melakukan konsultasi dengan Kementrian Koprasi dan UKM agar tidak salah jalan,”kata Juanah . Angota DPRD dari Golkar ini menjelaskan jika UKM Depok bisa dihidupkan kembali akan mampu meniopang perekonomian yang lebih baik .
Bahkan, untuk mengoptimalkan potensi UKM, Komisi B saat ini juga tengah menyusun draf Reperda Penyertaan modal UKM dan koperasi . Diharapkan dengan adanya perda ini geliat UKM dan Koperasi di Depok bisa ditingkan lagi .
Dia berharap melalui perda ini aka nada regulasi yang jelas mengenai bantuan untuk para UKM di Depok .(mas)

Sumber : www.dprd-depokkota.go.id

Bank dunia puji kemajuan ekonomi Indonesia

Siapa bilang perekonomian Indonesia terpuruk? Komentar itu mungkin hanya datang dari orang-orang yang tak senang dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono saja. Tapi analisis objektif untuk mengukurnya, bisa dilihat dari ukuran Bank Dunia. Lembaga internasional itu justru menuji habis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,2 persen pada kuartal II 2010. Bahkan, Bank Dunia menilai ini merupakan pertumbuhan pesat semenjak krisis global. "Ini adalah pertumbuhan pesat sejak krisis, bahkan lebih besar dibandingkan banyak perekonomian besar lainnya," ucap Ekonom Senior Bank Dunia Enrique Blanco Armas dalam Indonesia Economic Quarterly di Jakarta Selasa 28 September 2010. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh permintaan domestik terutama konsumsi pribadi yang menjadikan tingkat impor meningkat.
Bank Dunia menilai target pertumbuhan 7 persen pada 2014 merupakan target yang realistis jika pemerintah melakukan investasi lebih besar pada infrastruktur, membangun keterampilan dan meningkatkan produktivitas. "Investasi diperkirakan akan meningkat seiring dengan perbaikan akses kredit bagi investor, serta peningkatan belanja modal yang direncanakan pada 2011,"ucapnya.

Kepercayaan terhadap Indonesia telah mengalami pemulihan ditandai dengan masuknya arus modal sebesar US$ 7,3 miliar selama Juni-Agustus 2010. Tantangan ke depan, menurut Enrique, adalah bagaimana menghadapi tekanan inflasi dan memastikan capital inflow stabil dan berkelanjutan. "Capital inflow diharapkan bisa membantu memenuhi potensi pertumbuhan Indonesia," tandasnya lagi. (irw)

sumber : indonesiarayanews.com